Breaking News

Senin, 28 Januari 2019

KSSK Yakin Penurunan Ekonomi China Tak Pengaruhi Ekspor




Jakarta, Indonesia -- Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) optimis pelambatan ekonomi China tak akan mengganggu kinerja ekspor Indonesia ke negara Tirai Bambu. Menurut mereka, China masih akan membutuhkan komoditas dari Indonesia sehingga permintaan ekspor masih akan tinggi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan pemerintah China akan berusaha mempertahankan permintaan domestik atau daya beli masyarakat di negara tersebut agar ekonomi mereka tetap tumbuh. Untuk itu, potensi impor, salah satunya batu bara dari China pasti tetap tinggi.

"Ekonomi melambat bukan berarti permintaan domestik mereka (China menurun) karena pemerintah mereka akan menjaga permintaan domestiknya," papar Sri Mulyani, Selasa (29/1).


Sebagai informasi, ekonomi China pada 2018 hanya tumbuh 6,6 persen. Realisasi itu merupakan yang terendah dalam 28 tahun terakhir.

Mengutip Reuters, pelambatan disebabkan sektor investasi dan tingkat kepercayaan konsumen di China yang melemah akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS). Sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua, pelambatan ekonomi China menjadi perhatian dunia karena bisa mempengaruhi kondisi ekonomi global.

Bagi Indonesia, China menjadi negara tujuan ekspor terbesar. Pada 2018 saja, jumlah ekspor ke China mencapai US$24,39 miliar atau sekitar 13,54 persen dari total ekspor yang mencapai US$180,06 miliar.

Walau yakin tak akan mengganggu kinerja ekspor, Sri Mulyani menjelaskan pemerintah akan tetap berjaga. Jika memang terjadi penurunan permintaan dari China, maka pemerintah berupaya mengimbanginya dengan mempertahankan tingkat permintaan masyarakat agar pertumbuhan ekonomi dalam negeri tak anjlok.

"Caranya dengan menjaga inflasi tetap rendah agar daya beli tetap terjaga dan konsumsi tetap bagus," terang Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan bila melihat realisasi pertumbuhan kredit pada 2018 lalu yang sebesar 11,75 persen, ia tak khawatir. "Kredit tumbuh ini karena bank sangat sehat dan stabil, jadi mereka bisa ekspansi," sambung Sri Mulyani.

Selain menjaga konsumsi masyarakat, agar ekonomi tetap tumbuh pemerintah akan terus berupaya menggenjot kinerja investasi. Upaya tersebut akan dilakukan dengan menjaga iklim investasi agar investor asing tak kabur.

Selain itu, pemerintah juga mendorong investor baru untuk menanamkan dananya di Indonesia dan mencari pendanaan melalui pasar modal dan perbankan. "Dari sisi Kementerian Keuangan insentif nya dari fiskal pajak dan bea masuk," pungkas Sri Mulyani.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By 12 SHIO