Jakarta, Indonesia -- Facebook menyatakan fitur Pembersihan Riwayat (Clear History) akan diluncurkan tahun ini. Fitur ini memungkinkan pengguna menghapus seluruh informasi di akun Facebook mereka tentang interaksi pengguna dengan aplikasi dan situs yang mereka kunjungi.
"Secara umum, fitur ini akan membatasi kami untuk bisa menargetkan iklan seefektif sebelumnya," jelas David Wehner, Chief Financial Officer Facebook pada acara konferensi Morgan Stanley Technology, Media & Telecom 2019, seperti dikutip CNBC, Rabu (27/2).
Sebelumnya, Facebook disebut-sebut bisa mengoleksi data penggunanya baik ketika mereka membuka Facebook maupun tidak. Namun, masih belum jelas bagaimana cara ini dilakukan oleh situs jejaring sosial itu. Sehingga, munculnya fitur Pembersihan Riwayat ini akan berpengaruh pada kemampuan Facebook untuk memberikan penargetan iklan yang mumpuni dan mendapat pemasukan.
Fitur Clear History akan mempersulit Facebook untuk menggunakan data yang dikumpulkan oleh pihak ketiga, yang bertujuan untuk menargetkan iklan yang mereka tayangkan kepada para pengguna.
"Begitu kami meluncurkan pembaruan ini, pengguna bsia melihat informasi aplikasi dan situs mana saja yang mereka gunakan dan mereka bisa menghapusnya," jelas Zuckerberg dalam tulisan di laman Facebooknya. "Anda juga bisa mematikan pilihan untuk menyimpan informasi ini di akun (Facebook)."
Fitur ini diperkirakan akan mulai diuji pada pertengahan tahun ini, seperti disebutkan BuzzFeed News.
Menurut Zuck, cara kerja fitur ini serupa dengan penghapusan riwayat penjelajahan dan cookies ketika pengguna menggunakan peramban.
"Kami juga membuat fitur serupa untuk Facebook. Ini akan jadi cara mudah untuk menghapus riwayat penjelajahan di Facebook," lanjutnya, seperti dikutip The Verge.
Dibuatnya fitur Clear History ini, diusulkan oleh Zuckerberg dan timya sebelum konferensi F8 pada 2018. Fitur ini dibuat berdasarkan skandal Cambridge Analytica yang membongkar penyalahgunaan data sekitar 87 juta data pengguna Facebook. Data itu digunakan perusahaan riset kampanye politik yang terafiliasi dengan Donald Trump pada Mei 2018 silam.
Sebelumnya, Facebook telah memberikan fitur agar pengguna bisa mengendalikan bagaimana informasi pribadi mereka bisa digunakan oleh pihak ketiga di platform tersebut. Pengaturan ini akan membatasi iklan apa saja yang dilihat pengguna ketika menggunakan Facebook.
Meski fitur ini akan menyulitkan Facebook untuk mengurangi akurasi penargetkan iklan, namun cara ini sepertinya ditempuh Zuck untuk memenangkan kembali kepercayaan pengguna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar