Jakarta, Indonesia -- Tim peneliti yang terdiri dari ahli ilmu burung, ahli ilmu serangga, dan ahli ekologi perilaku menemukan lebah terbesar di dunia yang ada di Maluku Utara. Lebah yang memiliki ukuran sebesar ibu jari orang dewasa ini sempat dinyatakan punah.
Clay Bolt, Eli Wyman, dan Glenn Chilton menghabiskan waktu selama bertahun-tahun mempelajari dan mengumpulkan informasi soal lebah raksasa Wallace dari penelitian Adam Messer sebelum menyambangi Maluku Utara.
Mereka juga mengumpulkan informasi tentang habitat dan perilaku lebah lewat citra satelit sebelum turun ke lapangan.
Dilaporkan CNN, temuan ini memperbesar harapan spesies penghuni hutan liat yang berada di ambang kepunahan. International Union for Conservation of Nature mengklasifikasikan lebah ini dalam kelompok rentan akibat adanya penambangan dan penggalian di hutan.
Tercatat hanya ada dua peneliti beruntung yang pernah berjumpa sebelumnya dengan lebah raksasa bernama latin Megachile Pluto ini. Pertama, adalah naturalis Inggris Alfred Russel Wallace pada 1958 saat mengeksplor pulau Bacan, Maluku Utara. Kedua, adalah ahli entomologi Adam Messer pada 38 tahun lalu, tepatnya pada 1981.
Proses pencarian
Tim mencari dari satu sarang ke sarang lainnya di hutan dan pulau-pulau terpencil di Maluku Utara. Dibantu pemandu lokal, para peneliti berhasil menemukan lebah raksasa ini di dalam gundukan di tengah hutan setelah melakukan pencarian selama lima hari.
Bolt yang sempat naik ke pohon dan melihat lebih dekat sarang lebah mendapati seekor lebah raksasa. Ia kemudian memastikan telah melihat seekor lebah raksasa di dalam sarang tersebut.
"Itu adalah momen yang luar biasa," imbuh Bolt yang mengatakan timnya kemudian mengabadikan lebah itu.
Kendati terdengar menakutkan bagi orang awam, namun tim peneliti justru butuh waktu beberapa jam lantaran lebah jenis ini tergolong pemalu
Simon Robson, ahli ekologi yang terlibat dalam misi mengatakan lebah raksasa ini tidak terlalu agresif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar