Jakarta, Indonesia -- Manchester United vs Liverpool adalah big match Liga Inggris yang ditunggu banyak orang, Minggu (24/2). Namun duel tersebut berujung kekecewaan karena tak ada aksi menarik yang diharapkan tersaji dari kedua tim.
Manchester United bermain dengan pola 4-3-1-2 pada laga ini, sedangkan Liverpool memperagakan pola 4-3-3 yang selama ini jadi andalan mereka.
Pada laga babak pertama, kejutan besar yang diterima Manchester United bukanlah serangan-serangan dari Liverpool, melainkan badai cedera yang mereka alami.
Ander Herrera terkapar di menit ke-21 dan diganti oleh Andreas Pereira. Empat menit berselang, giliran Juan Mata yang bermasalah dan harus ditarik untuk diganti oleh Jesse Lingard. Lingard sendiri hanya berada selama 18 menit di lapangan karena ia tumbang oleh cedera dan diganti oleh Alexis Sanchez di menit ke-43.
Tiga pergantian pemain yang sudah dihabiskan oleh Ole Gunnar Solskjaer di babak pertama punya peran besar di balik kesulitan Solskjaer mengubah alur di babak kedua.
Karena pemain-pemain pengganti dikeluarkan lebih cepat, maka Solskjaer tidak bisa melakukan perubahan meskipun ia menemukan celah atau hal baru yang bisa dimaksimalkan di babak kedua.
Dari penguasaan bola, Manchester United hanya mendapat 36 persen, kalah jauh dari Liverpool yang mendapatkan 64 persen.
Lini tengah Manchester United kalah dominan dibandingkan Liverpool. Ketidakhadiran Herrera dan Nemanja Matic untuk menemani Paul Pogba berpengaruh besar pada buruknya kinerja lini tengah Manchester United.
Pogba terlihat bekerja keras, naik-turun saat bertahan dan menyerang. Namun kejelian Pogba dalam melepaskan umpan jauh tidak terlalu terlihat karena ia justru beberapa kali salah umpan atau malah terburu-buru ingin melepaskan tendangan ke gawang.
Alexis Sanchez juga tak banyak memberikan sumbangan. Ia sibuk ikut bertahan di sisi kiri pertahanan Manchester United, namun tidak banyak berkontribusi dalam pola serangan Manchester United.
Marcus Rashford yang diandalkan bisa memberikan kecepatan juga tak mampu memenuhi harapan. Rashford terlihat kesakitan saat dilanggar Jordan Henderson. Rashford beberapa kali terlihat tidak nyaman dengan kondisinya.
Meski demikian, Rashford tidak bisa keluar lantaran Manchester United harus bermain dengan 10 orang karena pergantian pemain sudah lebih dulu habis.
Romelu Lukaku yang diharapkan bisa jadi target man tidak mampu menjalankan perannya dengan baik karena minimnya pasokan bola. Lukaku lalu 'mengalah' dan bersedia turun menjemput bola.
Di babak pertama, Lukaku sempat melakukan gerak tipu dan mengirim umpan matang pada Lingard. Bila saja Lingard tidak berusaha melewati Alisson dan memilih melepaskan tendangan, mungkin Manchester United bisa unggul 1-0 di babak pertama.
Secara keseluruhan, Manchester United tidak memiliki cara serang yang jelas. Serangan mereka sering patah bahkan di babak kedua mereka justru meminta Lukaku melebar ke sisi kiri pertahanan Liverpool.
Lukaku sempat memberikan umpan bagus ke kotak penalti, namun Chris Smalling telat menyambut umpan tersebut.
Meski alur serangan Manchester United seolah tak punya tujuan karena Lukaku yang jadi target man sering melebar dan tidak banyak pemain yang dengan cepat menerobos ke kotak penalti, namun Manchester United bisa dibilang tim yang lebih dekat dengan kemenangan dibandingkan Liverpool pada laga ini.
Dari sebuah skema tendangan bebas. Bola dilepaskan ke arah tiang jauh tempat Smalling berlari. Smalling berhasil menguasai bola dan mendorong bola ke muka gawang. Joel Matip yang coba menghalau bola malah justru mengirim bola masuk ke gawang sendiri. Beruntung bagi Liverpool, Smalling dinyatakan dalam posisi offside saat menerima bola.
Liverpool Tak Tahu Cara Menyelesaikan Serangan
Ketika Solskjaer sudah menyaksikan tiga pemainnya terkapar dan harus diganti di babak pertama, saat itu seharusnya peluang Liverpool untuk menang menjadi lebih besar dibandingkan tuan rumah.
Liverpool memang juga kehilangan Roberto Firmino, namun secara keseluruhan kondisi pemain Liverpool lebih baik dari Manchester United.
Dalam penguasaan bola di lini tengah trio Georginio Wijnaldum, Jordan Henderson, dan Fabinho bisa menjalankan perannya dengan baik. Trio ini benar-benar bisa membuat lini tengah Manchester United kebingungan.
Namun penguasaan bola yang hebat di lini tengah tidak diimbangi dengan kinerja bagus di lini depan. Mohammed Salah yang beroperasi di sisi kiri pertahanan Manchester United berhasil dijinakkan oleh Luke Shaw.
Aksi individu Salah benar-benar tidak bisa terlihat sepanjang 90 menit laga berlangsung. Ketika akhirnya Juergen Klopp memainkan taktik dengan menurunkan Xherdan Shaqiri untuk meningkatkan serangan, Liverpool juga tak banyak berubah.
Catatan satu tembakan yang mengarah ke Manchester United adalah gambaran betapa buruknya lini depan Liverpool di laga tersebut. Divock Origi dan Daniel Sturridge juga tak memberikan warna baru untuk serangan Liverpool.
Nyaris tak ada serangan berbahaya yang dilepaskan oleh Liverpool. Serangan Liverpool yang bisa diingat adalah beberapa sundulan yang tak tepat sasaran dari skema sepak pojok serta penetrasi Joel Matip ke kotak penalti yang menghasilkan tendangan bebas.
Liverpool harus merenungi hasil seri ini. Bukan hanya karena mereka hanya unggul satu poin dengan Manchester City saat ini, namun juga karena Liverpool sudah menjalani dua laga tanpa berhasil mencetak gol.
Liverpool memang menguasai aliran bola, namun mereka tak punya serangan berbahaya. Manchester United yang lebih kesulitan membangun serangan, justru punya peluang menang yang lebih terlihat.
Namun yang jelas, duel Manchester United lawan Liverpool di Old Trafford tak sesuai harapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar